Minggu, 31 Juli 2011

TNI dan Kontingen Prancis Latihan Bersama di Lebanon


Minggu, 31 Juli 2011 - 12:55 WIB

TNI dan Kontingen Prancis Latihan Bersama di Lebanon ADSHIT AL QUSAYR (Pos Kota) – Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonif Mekanis Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesian Battalion (Indobatt) menggelar latihan bersama dengan Kontingen Prancis (Force Commander Reserve/FCR) yang dipusatkan di lapangan Parade Soekarno, Markas Batalyon, UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan.
Latihan bersama yang berjuluk “Joint Rate Exercise Forward Command Post” tersebut, berlangsung selama 2 hari (29 – 30 Juli 2011). Kontingen Prancis yang bertindak selaku FCR mengerahkan satu unit Kavaleri dan 23 personel, di bawah pimpinan Komandan Unit Captain Bechard Erwan serta diikuti oleh 100 prajurit TNI yang merupakan perwakilan dari Kompi-Kompi maupun Markas Batalyon yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL.
Pada hari pertama dilaksanakan kegiatan briefing latihan, bertempat di ruang rapat Indobatt dipimpin oleh Kasiops Mayor Inf Hendriawan Senjaya, dilanjutkan dengan presentasi pengenalan persenjataan, ranpur dan peralatan tempur Kontingen Prancis yang akan digunakan dalam latihan. Presentasi terbagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok 1 pengenalan ranpur VBCI buatan Renault, Prancis ; kelompok 2 pengenalan senjata anti tank “MILAN” buatan Jerman-Prancis ; kelompok 3 pengenalan senjata sniper anti personel dan anti tank ; kelompok 4 pengenalan Mortir MO-81 LLR F1 buatan Prancis dan kelompok 5 pengenalan teropong jenis JIMLR buatan Prancis.
Memasuki hari kedua, latihan penggelaran Forward Command Post yang disimulasikan seperti kondisi yang sebenarnya dengan sasaran pengamatan di sekitar Area Of Responsibility (AOR) Indobatt, terutama Hot Spot Kompi Alfa yang berada di El Addaisse berdekatan dengan perbatasan Israel-Lebanon. Latihan ini dihadiri oleh Komandan FCR Colonel R. de L’Estoile, Observer G 5 dari Irlandia Major Sullivan, Captain Elipe dari Spanyol dan Capten Simone dari Italia. Pendamping latihan dari Indobatt yaitu Wadan Indobatt Letkol Mar Harnoko (mewakili Komandan Indobat Letkol Inf Hendy Antariksa), Mayor Pasukan Banu Kusworo, Kapten Eko Budi Prasetyo dan Lettu Pnb Ageng Wahyudi.
Menurut Komandan FCR, tujuan latihan bersama ini adalah untuk mengecek kesiapsiagaan dalam penanggulangan masalah yang mungkin timbul di AOR Indobatt serta melaksanakan langkah-langkah antisipasi terhadap peningkatan eskalasi yang mungkin terjadi. Dalam latihan tersebut juga dilaksanakan uji prosedur bagaimana pelimpahan penanganan masalah dari BMR (Batalyon Mobile Reserve) kepada SMR (Sector Mobile Reserve) yang kemudian dilanjutkan kepada Force Commander Reserve (FCR).

Authentikasi:
Dansatgas Indobatt Konga XXIII-E/UNIFIL, Letkol Inf Hendy Antariksa

Jumat, 29 Juli 2011

Satelit Pertama Buatan Indonesia Masih Mengorbit




Lapan-Tubsat, satelit pertama buatan Indonesia, berulang tahun ke-4 pada 10 Januari 2011. Padahal, dalam rancangan awal, satelit ini diperkirakan hanya akan berusia tidak lebih dari dua tahun. Ternyata masa hidup satelit ini melampaui target. Keberhasilan ini merupakan suatu pembuktian bahwa engineer Indonesia mampu membuat satelit yang andal. Menurut Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardhienata, Dipl. Ing., Lapan-Tubsat masih berfungsi dengan baik dan masih terus memberikan gambar dari ruang angkasa. ”Bahkan, jika tidak ada anomali, Lapan-Tubsat masih akan terus beroperasi hingga beberapa tahun lagi,” ujarnya. Soewarto mengatakan, ”ini merupakan hal yang luar biasa bagi sebuah satelit mikro karena banyak satelit semacam ini hanya berusia dua tahun” ia mengungkapkan.

Lapan-Tubsat merupakan satelit mikro atau satelit berukuran kecil dengan bobot 57 kg. Satelit ini berorbit polar atau mengelilingi bumi dengan melewati kutub. Satelit tersebut melewati wilayah Indonesia sebanyak dua kali per hari. Selama empat tahun, Lapan-Tubsat telah menghasilkan berbagai video pemantauan bencana misalnya gunung meletus, pemantauan kebakaran hutan, dan pemantauan perkembangan jembatan Suramadu.
Bahkan, menurut Kepala Bidang Teknologi Ruas Bumi Dirgantara Lapan, Chusnul Tri Judianto, ST, Lapan dapat mengambil gambar letusan Gunung Merapi pada 2010. Saat itu, satelit-satelit penginderaan jauh milik negara-negara maju, tidak dapat mengambil gambar gunung itu karena seluruh wilayah udara di Merapi tertutup awan akibat erupsi.
”Inilah kelebihan Lapan-Tubsat. Satelit ini dapat digerakkan, sehingga mampu 'melirik' dari sisi samping wilayah yang ingin dilihat. Pada satu hari itu, hanya Lapan-Tubsat yang berhasil melihat Merapi dari 650 kilometer di atas permukaan bumi,” ujar Chusnul. Program pengembangan satelit terus berkembang. ”Sekarang, penguasaan teknologi satelit sudah berjalan di Indonesia dan ini akan terus dilanjutkan,” Soewarto menjelaskan. Saat ini, Lapan sedang membangun dua satelit yaitu Lapan-A2 dan Lapan-Orari. Kedua satelit yang disebut Twin-Sat atau Satelit Kembar berorbit ekuatorial, sehingga akan melewati Indonesia lebih banyak dari Lapan-Tubsat, yaitu 14 kali per hari. Kedua satelit akan mengemban misi untuk mitigasi bencana. Rencananya Twin Sat akan diluncurkan pada 2011 ini dengan menggunakan roket India.
Lapan-A2 akan membawa muatan AIS (Automatic Identification System) untuk mengindentifikasi kapal laut di perairan Indonesia dan kamera video dengan cakupan tiga kali lebih lebar dari Lapan-Tubsat. Lapan-Orari akan membawa muatan voice repeater dan APRS Repeater untuk komunikasi anggota Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) saat bencana. Satelit ini juga akan membawa ADI star (Attitute Determination Instrument).
Instrumen ini akan mengeluarkan cahaya seperti bintang yang terlihat dari bumi dengan mata telanjang. ADI star bertujuan untuk menguji sistem pengendalian sikap satelit. Mantan Kepala Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara Lapan, Drs. Toto Marnanto Kadri, menjelaskan apabila cahaya menyorot ke titik yang sama selama satelit lewat di tempat yang ditentukan, artinya sistem pengendalian sikap satelit berjalan dengan baik.
Lapan-Orari juga akan membawa Imager Experiment . Hasil muatan ini akan menyerupai data citra satelit penginderaan jauh. Imager pada Lapan-Orari masih bersifat eksperimen. ”Nantinya, imager tersebut akan digunakan pada satelit Lapan berikutnya, yaitu Lapan-IPB,” ujar Toto. Satelit Lapan-IPB adalah satelit kerja sama Lapan dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Satelit ini nanti akan mendukung program ketahanan nasional di bidang pangan.
Indonesia sangat memerlukan satelit. Toto memaparkan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas sehingga membutuhkan suatu alat pengamatan dan komunikasi yang dapat mencakup seluruh wilayah. ”Satelit merupakan alat yang paling baik untuk kebutuhan tersebut karena biayanya murah,” kata Toto.
Soewarto menegaskan, kunci untuk penguasaan teknologi ini adalah sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan dan transfer teknologi dari para peneliti senior kepada peneliti junior.



Batam Produksi 10 Kapal Cepat KCR-40 TNI AL




Batam (ANTARA News) - Perusahaan galangan kapal PT Palindo Marine Industri yang terletak di Batam memproduksi 10 kapal perang untuk dioperasikan Armada Barat dan Armada Timur Indonesia.

"Kapal-kapal ini dipesan langsung Mabes TNI AL," kata Komandan Lanal Batam Kolonel (L) Iwan di Batam, Rabu.

KRI yang diproduksi berjenis kapal cepat rudal (KCR) 40 dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa "sensor weapon control" (Sewaco), meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai "close in weapon system" (CIWS) serta peluru kendali.

Diperkirakan kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dan menembakkan rudal C-705 hingga ratusan meter.

Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem baling-baling tetap 5 daun.

Danlanal mengatakan awalnya Mabes TNI AL memesan empat kapal, lalu bertambah menjadi 10, disesuaikan dengan kebutuhan.




Dari pesanan-pesanan itu, kata dia, PT PMI sudah menyelesaikan satu kapal yang akan diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan pada 25 April 2011.

"Setelah serah terima, kapal itu akan diberi nama lalu diserahkan kembali ke Armabar," kata dia.

KRI tersebut, kata dia, akan beroperasi mengamankan wilayah perairan NKRI wilayah barat.

Sebelumnya, di Batam, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia patut berbangga, karena memiliki putra putri bangsa yang memiliki kreativitas tinggi membuat kapal perang.

Menteri mengatakan pembuatan kapal perang merupakan terobosan baru yang membanggakan dari industri galangan kapal di Batam.

Menurut Menhan, kontruksi KCR-40 cocok mengarungi wilayah NKRI yang dikelilingi pulau-pulau kecil.

Desain dan teknologi yang dimiliki kapal diharapkan mampu membantu tugas TNI AL mengamankan NKRI dari segala ancaman di laut. (Y011/Z003/Btm1)

(sumber:http://kepri.antaranews.com)

T-50 Perkuat TNI AU Pada Tahun 2012

T-50 Perkuat TNI AU Pada Tahun 2012



Jakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Udara segera diperkuat satu skuadron atau 16 pesawat T50 Golden Eagle dari Korea Selatan tahun depan, untuk meningkatkan kemampuan para penerbang matra udara, kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat usai peringatan ke-65 TNI Angkatan Udara di Jakarta, Sabtu.
Imam Sufaat menambahkan, pengadaan pesawat tersebut merupakan salah satu program pengembangan kekuatan TNI Angkatan Udara hingga 2024 berdasar kekuatan dasar minimum.

"Kebijakan dari Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan alutsista khususnya untuk mengganti pesawat-pesawat berusia di atas 30 tahun," ujarnya.

Pesawat latih T50 Golden Eagle rencananya menggantikan Hawk 53 MK buatan Inggris yang segera dipensiunkan. Selain T50, TNI Angkatan Udara juga akan membeli pesawat Super Tucano untuk menggantikan OV-10 Bronco.

"Proses pengadaan T50 sudah ditetapkan oleh Kemhan (Kementerian Pertahanan). Proses pengadaan sudah dimulai," tuturnya.

Untuk membeli satu skuadron T50, pemerintah harus menyiapkan danaa 400 juta dolar AS. Pesawat rencananya mulai dikirim ke Indonesia pada 2012.



"Normalnya sebenarnya 18 bulan, tapi kami minta perusahaannya untuk mempercepat," kata Imam seraya menyebutkan T50 cocok untuk latihan pilot pesawat Sukhoi dan memiliki kemampuan mirip F 16.

"Jadi sebelum mereka ke Sukhoi, mereka kita latih pakai T50 dulu. Karena kalau latihan pakai Sukhoi "cost operasional" nya cukup besar. Selain untuk latihan, pesawat ini bisa digunakan untuk operasi penyerangan ringan," kata Imam.



(sumber: http://www.antaranews.com)

kendaraan tempur infantri



Kendaraan tempur infanteri (bahasa Inggris: infantry fighting vehicle, IFV) adalah kendaraan tempur lapis baja yang dibuat untuk mentransportasikan infanteri di medan perang, dan memberi dukungan pada mereka. Kendaraan tempur infanteri mirip dengan pengangkut personel lapis baja (armoured personnel carrier, APC) yang juga dirancang untuk membawa lima sampai sepuluh tentara dan perlengkapannya. Perbedaannya adalah pensenjataan kendaraan tempur infanteri yang lebih berat yang membuatnya bisa memberikan dukungan langsung, serta perlindungan bajanya yang lebih tebal. Kendaraan tempur infanteri umumnya dipersenjatai dengan meriam otomatis 20 mm atau 40 mm, senapan mesin 7.62 mm, serta peluru kendali anti-tank.

PESAWAT TEMPUR TERCANGGIH SAAT INI





F-22 Raptor, pesawat tempur tercanggih
dan paling mematikan di dunia

Tidak ada satupun pesawat di Bumi yang bisa mengalahkannya.

Inilah F-22 Raptor, pesawat tempur futuristik dari generasi ke 5.
Apa keunggulan definitif pesawat tempur generasi ke-5 ini dibanding generasi ke-4 (F-14 s/d F-18)?

Inilah keunggulan utamanya :

1. Stealth

Pesawat tempur tercanggih ini tidak akan terlihat radar musuh. Kalau pesawat anda tidak bisa dilihat, maka anda akan nyaris mustahil ditembak, dijatuhkan, dan dikalahkan. Teknologi masa depan ini terutama dihasilkan berdasarkan rekayasa struktur bentuk pesawat dan material yang menyerap gelombang radar, RAM, Radar Absorbent Material.

2. Mini AWACS, "First-look, first-shot, first-kill".

Pesawat F-22 mempunyai radar dengan jangkauan lebih jauh dari pesawat-pesawat lain, bahkan nyaris setara AWACS. Artinya F-22 dapat melihat anda jauh sebelum anda bisa melihat pesawat itu. F-22 juga memiliki sistem Radar LPI super canggih (Low Probability of Intercept Radar), artinya pesawat yang telah terdeteksi radar F-22 tidak akan bisa tahu kalau dia sudah terdeteksi dan radar warning-nya tidak akan menyala.

3. Manuverabilitas Super.

F-22 memiliki teknologi Thrust Vectoring di ekornya, artinya pengeluaran energi mesinnya dapat diarahkan secara mekanis dengan lebih fleksibel. Ini membuat kemampuan manuvernya lebih tinggi.

4. Persenjataan Internal.


Persenjataan F-22 tersembunyi di dalam pesawat, dan baru terbuka saat akan ditembakkan. Ini membuat tingkat Stealth-nya menjadi lebih tinggi, dan aerodinamikanya membuat pesawat ini bisa terbang lebih cepat dan lebih efisien.




Pesawat Tempur Tercanggih Versi DERA

Berdasarkan riset dari Defense Evaluation And Research Agency, F-22 adalah pesawat tercanggih dan paling mematikan di dunia, bahkan 10 kali lebih mematikan dari pesawat terbaik Rusia saat ini, SU-35 (SU-37 masih berupa eksperimental).

Dibandingkan pesawat tempur tercanggih Eropa Eurofighter Typhoon, F-22 dua kali lebih berbahaya. Artinya setiap satu pesawat F-22 bisa menembak jatuh 2 pesawat Typhoon. Sedangkan pesawat Amerika generasi sebelumnya, F-16, tidak akan mungkin mengalahkan F-22 dalam kondisi apapun.

Minggu, 24 Juli 2011

Indonesian test rudal balistik berpandu laser



Indonesian test rudal balistik berpandu laser, lembaga antariksa Indonesia telah mampu mengembangkan rudal balistik berpandu dengan laser. hebatkan bangsa kita,...............????

TNI-AL telah Uji Tembak Beberapa Rudalnya di Samudra Hindia


TNI akan melakukan uji coba sejumlah senjata strategisnya pekan depan, demikian diungkapkan juru bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu (16/4/10).

Dia mengatakan, uji coba bakal dilakukan di Samudra Hindia atau sebelah barat Selat Sunda dengan melibatkan sejumlah unsur tempur lainnya.

Beberapa senjata strategis yang akan diuji coba adalah rudal anti kapal permukaan P-800 Yakhont dan Exocet MM-40, rudal anti pesawat Mistral dan Sea Cat, Torpedo SUT serta anti-sub mortar RBU 6000.

"Masing-masing akan ditembakkan dari sebuah KRI menuju satu target sasaran berupa kapal di tengah laut," katanya, menambahkan.

Iskandar menambahkan, rudal Yakhont yang bakal ditembakkan KRI Oswald Siahaan-354, merupakan salah satu dari empat rudal yang dibeli dari anggaran TNI.


Korvet kelas Sigma, KRI Hassanuddin-366

Sedangkan, Exocet MM-40 dan Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366, sementara torpedo SUT ditembakkan dari KRI Cakra-402, rudal `Sea Cat` ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358, dan RBU 6000 ditembakkan dari Korvet Parchim KRI Cut Nyak Dien-375, paparnya.

Uji coba akan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI dan beberapa anggota Komisi I DPR. "Namun, kehadirannya masih harus dikonfirmasi kembali," katanya.

Iskandar mengatakan, uji coba sejumlah senjata itu bertujuan memastikan persenjataan itu berfungsi baik.

"Tak hanya itu, uji coba itu juga merupakan pertanggungjawaban TNI kepada publik. Ini kan dibeli dengan anggaran negara, maka kita tunjukkan inilah senjata yang kita memiliki untuk memperkuat sistem pertahanan kita," katanya.

Sumber : ANTARA

KRI Oswald Siahaan-354 Reload Rudal Yakhont

Kapal Perang KRI Oswald Siahaan-354 (KRI-OWA) melakukan loading dan unloading rudal Yakhont di Dermaga PT.PAL Indonesia Jum’at (29/4). Pengisian Rudal kedalam peluncurnya ini melibatkan personel KRI-OWA dan Dinas Materiil Senjata Dan Elektronika (Dissenlekal) Mabesal serta teknisi serta peralatan pendukung dari PT.PAL. FOTO: DISPENARMATIM