Minggu, 13 Mei 2012

Tentang SUKHOI SUPERJET 100



Sebuah Sukhoi Superjet 100 milik maskapai Aeroflot Rusia
 Tipe Pesawat penumpang regional
 Produsen Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association
 Perancang Sukhoi Civil Aircraft (UAC)
 Terbang perdana 19 Mei 2008[1]
 Diperkenalkan 21 April 2011 dengan Armavia
 Pengguna Aeroflot[2]
 Tahun produksi 2007–sekarang
 Jumlah produksi 6 prototipe + 6 serial (Des 2011)
 Biaya program US$1.4 miliar
 Harga satuan $23-25 juta[3]
 Varian .




Sukhoi Superjet 100 merupakan sebuah pesawat yang dibuat dan dikembangkan oleh Sukhoi. Pesawat ini merupakan salah satu pesawat terbaru di Rusia dan merupakan pesawat penumpang Rusia pertama yang dikembangkan pasca bubarnya Uni Soviet . Pesawat ini ditujukan untuk menggantikan Tupolev Tu-134 dan Yakovlev Yak-42 peninggalan Soviet yang sudah tua dan sering mengalami kecelakaan. Di pasar global, Superjet 100 berkompetisi dengan seri pesawat regional Bombardier CRJ dan Embraer E-Jets serta Antonov An-148. Proyek Superjet 100 didukung sepenuhnya oleh pemerintah Rusia dan dikatakan sebagai salah satu proyek nasional terpenting.

Sukhoi Superjet 100 pertama kali mengudara pada 2011. Pengguna pertamanya adalah maskapai penerbangan nasional Armenia, Armavia, yang membeli sebanyak 4 unit. Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia memesan sebanyak 50 unit, tiga diantaranya sudah masuk dinas. Di Indonesia, pesawat ini telah dipesan Kartika Airlines sebanyak 15 unit, dan Sky Aviation, juga sebanyak 15 unit.


     Mesin SaM146, dikembangkan oleh Powerjet, sebuah joint venture antara NPO Saturn Rusia dan Snecma Perancis.
Pesawat ini mulai diproduksi pada tahun 2007. Hingga saat ini jumlah produksinya adalah 6. Perancangannya dimulai mulai tahun 2000 oleh Sukhoi dengan dukungan perusahaan kedirgantaraan Barat seperti Boeing sebagai konsultan proyek, Alenia Aeronautica sebagai partner strategis. Snecma sebagai risk-sharing partner, dan berbagai perusahaan lainnya seperti Thales sebagai penyedia paket avionik. Pesawat ini telah disertifikasi laik terbang oleh Komite Penerbangan Antarnegara. pada 3 Februari 2011 dan diharapkan sertifikasi Uni Eropa segera menyusul.





Sumber referensi :  
http://id.wikipedia.org/wiki/Sukhoi_Superjet_100

Selasa, 01 Mei 2012

RUDAL KEBANGGAAN ANAK BANGSA


Kebijakan pembangunan sarana pertahanan, merupakan bagian terpadu dari kebijakan pembangunan kekuatan pertahanan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi geografi, demografi, sumber kekayaan alam buatan maupun kemampuan anggaran negara.Indonesia sebagai kepulauan yang luas membutuhkan sistem pertahanan yang lebih baik untuk mempertahankan wilayahnya,

Selama ini Alussista kita dibeli dari Amerika, namun karena kita sudah memiliki roket sendiri yang selama ini hanya diaplikasikan untuk kepentingan ilmiah atau sipil, diantaranya penginderaan jarak jauh, penelitian atmosfer, pemantauan cuaca atau peluncuran satelit, diharapkan dapat digunakan semaksimal mungkin, terlebih merupakan industri dalam negeri,

Anak bangsa telah mampu mengembangkan roket atau rudal jarak menengah dengan jangkauan 390 km, walaupun masih selevel menengah, rudal dalam negeri cukup untuk menjaga dan melindungi kedaulatan NKRI, sisi lain Indonesia mulai mengurangi ketergantungan ALUTSISTA dari negara Asing, khususnya Amerika Serikat.

Di bawah ini adalah beberapa roket yang telah dikembangkan dan dibuat didalam negeri, dan 100 % musrni hasil kreatifitas putra putri Indonesia :



Tentang roket RX 240






                                                                                            Roket RX 240
 Tentang roket RX 240


Tim Riset & Pengembang : Departemen Pertahanan dan LAPAN
Jenis Roket : ground to ground or air to ground
Jangkauan : 389 kilometer
Panjang total : 9,5 meter
Berat : 500 kilogram
Hulu ledak : Kaliber 70-122 milimeter
Ide Pembuatan : Tahun 2005
Anggaran : Rp 2,5 miliar
Bahan Bakar : Hydroxy terminated poly butadiene dan ammonium perchlorate.
Tipe : Balistik
Konfigurasi : Empat tingkat (tiga RX–420, satu RX- 320, dan sepasang booster) 


Tentang Roket HAN 122

 
                           Roket HAN 122

Kementerian Pertahanan kembali melakukan uji coba penembakan Roket Pertahanan (R-Han) 122 MM. Pengujian dilakukan di Pusat Latihan Tempur TNI AD,


Spesifiaksi Roket R-HAN-122
 
Kaliber: 122 mm
Kecepatan Maksimum: 1,8 mach
Anggaran Riset: Rp 9 miliar (selama 6 tahun)
Biaya pembuatan: Rp 75 juta
Proyek pengembangan: 2010 - 2014
Jumlah proyek: minimal 500 unit roket



Tentang Roket D 230 

Roket D 230

Roket ini produksi PT PINDAD

Rudal tersebut masing-masing bisa menjelajah sejauh 10 - 20 kilometer dengan kemampuan serang ground t0 ground tanpa kendali.




 Tentang Roket RX 420

 Roket RX 420 buatan LAPAN

Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun “cuma” Rp 1
milyar.

Spesifikasi Roket RX-420 Keterangan
Waktu pembuatan 3 bulan
Diameter 420 mm (0.42 m)
Massa luncur 1000 kg (1 ton)
Panjang 6.2 meter
Kecepatan maksimum 4.5 mach (kec. suara)
Jarak jangkau 200 km
Ketinggian jangkau 53 km
Jenis bahan Propelan Solid-komposit
Bahan bakar *) Ammonium Perchlorate (AP) dan HTPB (Hydroxy Terminated Poly Butadiene)
Waktu bahan bakar 13 detik
Lama terbang 205 detik



Tentang Roket RX 520






kecepatan maksimal 1,7 km/detik.
RX520 ini memiliki panjang hingga 8,8 meter dengan bahan bakar propelan padat seperti jenis roket lain.
Daya jangkau roket RX520 mencapai 300 km

Minggu, 29 April 2012

C-705 : Rudal Pamungkas Andalan Kapal Cepat TNI AL


Rudal C-705


Pada hari Senin, 25 April 2011, Armada Kawasan Barat (Armabar) TNI AL mendapat tambahan alutsista baru berupa kapal cepat rudal (KCR) tipe 40. Kapal cepat rudal yang diberi nama KRI Clurit (641), tak lain adalah kapal perang buatan dalam negeri yang pertama kali dibangun di PT. Palindo Marine, Batam. Meski kodratnya berupa kapal patroli berukuran kecil, jangan diragukan, KRI Clurit mempunyai kemampuan yang cukup maju. Dengan panjang kapal ‘hanya’ 43 meter, Clurit dipersenjatai kanon kaliber 30 mm, meriam anjungan 20 mm, dan rudal anti kapal C-705.

Jenis senjata yang terakhir disebut, C-705, yang menjadikan KRI Clurit rada spesial dibanding kapal cepat TNI AL lainnya. Sebagai pengingat, jenis KCR FPB-57 baru dipasangi rudal anti kapal C-802, setelah diluncurkan versi FPB-57 NAV-V. Seperti halnya C-802, rudal C-705 juga dibuat di Cina oleh pabrik China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC). C-705 merupakan keluarga seri rudal C-70X, rudal ini merupakan pengembangan dari rudal C-704.



Rudal C-704


Sosok rudal ini masih terbilang baru, pertama kali dimunculkan ke publik pada ajang Zhuhai Airshow ke-7 tahun 2008. Dibanding generasi sebelumnya, C-705 hadir dengan beberapa peningkatan, seperti pada elemen mesin, hulu ledak, dan sistem pemandu. Hingga kini, sumber informasi tentang spesifikasi teknis pada rudal ini masih terbatas, yang jelas C-705 dirancang sebagai rudal yang menawarkan efisien si dalam operasionalnya. Secara umum bisa dikatakan spesifikasinya berada diatas C-704, tapi masih dibawah C-802. 



Tampilan buritan KRI Clurit, tampak 2 unit tabung peluncur C-705


C-705 mempunyai jangkauan tembak antara 75-80 Km tanpa roket booster, sedangkan bila ditambahkan roket booster jangkauan bisa terdongkrak hingga 170 Km. Dilihat dari jangkauannya, C-705 bisa disebut pula sebagai rudal lintas cakrawala (over the horizon). Untuk urusan kecepatan, meski tak diketahui persis informasi kecepatan luncurnya, banyak disebutkan C-705 masuk dalam kategori rudal high sub sonic. Tentang bobot rudal juga tak ada keterangan pasti, tapi bobot hulu ledak rudal ini mencapai 110 Kg HVDT-H high explosive, lebih ringan ketimbang hulu ledak C-802, yang 165 Kg High Explosive.



C-705 dilengkapi beragam sistem pemandu




Dengan jangkauan 75 Km, C-705 masuk dalam kategori rudal jelajah anti kapal



Dengan bobot hulu ledak 110 Kg, C-705 dipersiapkan untuk mengkandaskan kapal perang lawan yang berbobot hingga 1.500 ton.Daya hancur yang dihasilkannya bisa mencapai 95,7%, ideal untuk menenggelamkan kapal. Konfigurasi rudal pun di-setting pas untuk dipasangkan pada platform kapal patroli dengan bobot antara 50 – 500 ton. KRI Clurit sendiri memiliki bobot 250 ton, pada KRI Clurit terlihat hanya membawa 2 unit C-705 dalam sekali berlayar.

Sebagaimana rudal anti kapal modern, C-705 mempunyai kemampuan sea skimming, yakni terbang rendah diatas permukaan laut, untuk C-705 batas terbawah mampu terbang 12,5 meter dari atas permukaan laut. Dengan terbang rendah, menjadikan sosok rudal ini sulit terdeteksi oleh radar. Untuk urusan pemandu, lagi-lagi tak ada informasi yang spesifik, tapi beberapa literatur menyebut C-705 mengkombinasikan sistem pemandu dari radar, infrared, GPS (Global Positioning Systems), GLONASS (Global Navigation Satellite Systes), dan TV. 


Menurut pendapat penulis, C-705 sangat pas untuk diterapkan pada beberapa kapal patroli TNI AL yang kini belum dilengkapi rudal anti kapal, seperti pada jajaran FPB-57. Lainnya seperti kapal cepat TNI AL yang baru diterima secara hibah dari Brunei Darussalam, yakni KRI Badau (642) dan KRI Salawaku (643). Kedua kapal cepat tersebut sejatinya masuk kategori KCR, tapi sayang dalam paket hibahnya, tidak disertakan rudal MM-38 Exocet. Dilihat dari jenis dan ukuran, antara KRI Badau dan KRI Clurit tak beda jauh. 



Jangkauan C-705 dapat ditingkatkan dengan roket booster


Embrio Rudal Anti Kapal Nasional?

Hingga kini Indonesia belum berhasil menciptakan rudal anti kapal buatan dalam negeri. Hal ini didasarkan atas ajakan Jenderal Guo Boxiong, Wakil Ketua Komisi Militer Tiongkok, dalam kunjungannya ke Jakarta (21/5/2011). Boxiong menawarkan kerjasama pembuatan rudal C-705, mengingat sebelumnya TNI AL sudah menggunakan rudal buatan Cina, C-802. 



Ajakan tersebut lalu ditanggapi oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, menteri mengatakan, “kita menawarkan adanya joint production peralatan senjata, salah satunya membuat rudal bersama. Mereka mempunya teknologi yang luar biasa, kita berharap bisa belajar dan berbagi pengalaman.” Apakah niatan tersebut akan terealisasi? Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Sumber berita :  
http://indomiliter.com/2011/08/08/c-705-rudal-pamungkas-andalan-kapal-cepat-tni-al/

INDONESIA AKAN MEMBANGUN PABRIK YANG AKAN MEMPRODUKSI RUDAL SENDIRI

                                                                           Rudal C - 705 yang akan diproduksi oleh INDONESIA

 Indonesia akan mempunyai pabrik dan akan memproduksi rudal C-705 dengan jangkauan 140 KM. Dan akan ditempatkan diperbatasan untuk menjaga kedaulatan NKRI.demikian menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta selasa, 06 Maret 2012 lalu.

Spesifikasi C-705 

 Bobot rudal :
Diameter :
Hulu ledak : 110 Kg HVDT-H high explosive
Mesin : motor roket
Propellant : solid fuel
Kecepatan : High sub sonic
Jangakauan : 75 – 80 Km dan bisa dikembangkan menjadi 140 Km
Pemandu : Radar/TV/Infrared
Platform peluncuran : truck, kapal perang, dan pesawat tempur.

Indonesia mendapat 24 pesawat RONSOKAN F 16,....dari AS.

Mengoptimalkan Kekuatan Pertahanan RI
Oleh R Ediwan Prabowo



 rosokan lagi rosokan lagi.



Sampai saat ini, pembangunan pertahanan masional baru menghasilkan postur pertahanan negara dengan kekuatan terbatas dan relatif tertinggal dari negara-negara tetangga. Keterbatasan dukungan anggaran untuk pembangunan pertahanan nasional, menjadi salah satu kendala dalam pencapaian pembangunan postur pertahanan pada tingkat minimum essential force (MEF).
MEF adalah suatu standar kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai prasyarat utama serta mendasar bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi TNI secara efektif. Ini dalam rangka menghadapi ancaman aktual untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hibah 24 F-16
Karena itu, hibah pesawat F-16 dari Amerika Serikat (AS) merupakan bagian dari upaya mengoptimalkan kekuatan pertahanan udara RI. Sejauh ini, proses kedatangan 24 unit pesawat tempur itu tak mengalami kendala. Yakni, sesuai jadwal, akan dilakukan secara bertahap, yang dimulai pada pertengahan 2014. Pesawat hibah itu akan memperkuat skuadron pesawat tempur Indonesia, terutama Skuadron Fighting F-16. Sehingga, nanti TNI akan memiliki dua skuadron pesawat F-16.
Saat ini, RI sudah memiliki 10 unit F-16. Maka, kedatangan 24 unit pesawat tempur itu akan menggenapi jumlah pesawat tempur Indonesia menjadi 34 unit. Satu skuadron terdiri atas 16 pesawat tempur, jadi nanti ada dua skuadron F-16.
Ke-24 unit F-16 yang akan didatangkan itu, kini sedang menjalani proses pemutakhiran (upgrade) di AS. Pesawat-pesawat itu di-upgrade dari Blok 25 menjadi Blok 52 di pabrik yang lebih modern. Bagian yang di-upgrade meliputi persenjataan, avionic, air frame, dan mesin. Perlu dicatat, sejauh ini, Foreign Military Sales (FMS) antara AS dan Indonesia berjalan lancar.
Saat perwakilan Kementerian Pertahanan (Kemhan) meninjau pemutakhiran F-16 yang akan dihibahkan itu di AS, banyak hal yang menggembirakan. Antara lain, ke-24 pesawat itu di-upgrade di pabrik yang lebih modern. Bagi AS, hal ini menjadi atensi khusus dalam meningkatkan hubungan bidang pertahanan kedua negara. Ada juga proses transfer of technology.
Kemudian, AS menambah jaminan jam terbang 2.200, yakni dari 8.600 menjadi 10.800 jam terbang. Pemerintah RI mendapatkan 28 engine generasi teranyar yang baru menempuh 1.000 jam terbang. Dari 28 engine itu, 24 terpasang, dan 4 dijadikan cadangan..
Selanjutnya, dari 30 pesawat yang dihidupkan, hanya 24 yang di-upgrade. Sisanya, 6 pesawat dijadikan komponen (sparepart). Dari ke-24 pesawat F-16, terdiri-dari 19 pesawat F-16 seri C (hanya satu pilot), dan 5 seri D untuk pelatihan (training).
Untuk diketahui, jauh sebelumnya, Komisi I DPR telah menyetujui hibah pesawat F-16 dari AS dengan skema pembayaran FMS. Persetujuan itu diberikan setelah DPR menggelar rapat dengan Menteri Pertahanan, Panglima TNI, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara. Dengan demikian, rencana memperkuat pertahanan udara Indonesia akan segera terwujud.

Alutsista Dalam Negeri
Untuk memenuhi MEF hingga 2024, Kementerian Pertahanan kembali menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan infrastruktur dengan sejumlah industri pertahanan dalam negeri senilai Rp 1,3 triliun. Penandatanganan MoU itu dilakukan dengan sejumlah BUMN/BUM Swasta Industri Pertahanan, yakni PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Palindo Marine, dilakukan di Kantor Kemhan, Jakarta, 6 Maret lalu.
Kemhan-TNI melakukan MoU dengan sejumlah industri pertahanan dalam negeri dalam pengadaan alusista, seperti amunisi kecil hingga besar. Untuk pengadaan helikopter angkut dilakukan kerja sama dengan PT DI senilai 65 juta dolar AS. Kemudian, dilakukan pula kerja sama untuk pengadaan kapal cepat rudal 40 meter (KCR-40), Rocket FFAR dan lainnya. Total anggaran untuk alutsista tersebut mencapai Rp1,3 triliun.
Kerja sama dengan industri dalam negeri ini, dalam rangka membangun kekuatan TNI dan pemenuhan MEF. Selain itu, Kemhan sudah bekerja sama dengan Korea Selatan untuk pengadaan pesawat tempur jenis KF-X/IF-X. Pesawat ini lebih tinggi dari F-16 dan Sukhoi.
Tak hanya itu, Komite Kebijakan Industri Perta-hanan (KKIP) yang diketuai Menhan juga akan membeli kapal selam, kapal PKR, tank, rudal, roket dan lainnya. Adapun sasaran kinerja KKIP tahun 2012 ini adalah melakukan program kerja, yakni penyiapan regulasi industri pertahanan (penyelesaian RUU Industri Pertahanan dan Keamanan), penetapan kebijakan nasional dalam rangka stabilisasi dan optimalisasi industri pertahanan, penetapan program dan menindaklanjuti penyiapan produk masa depan.
Untuk penetapan kebijakan nasional meliputi, kebijakan peningkatan kemampuan industri pertahanan, menjamin keberhasilan program transfer of technology (ToT), kebijakan sinergitas dan intensitas kegiatan penelitian, dan kebijakan penyiapan SDM terampil untuk industri pertahanan melalui pendidikan formal.
Sejak dibentuk tahun 2010, KKIP telah menghasilkan beberapa kebijakan, yakni masterplan revitalisasi industri pertahanan, grand strategy KKIP, kriteria industri pertahanan, kebijakan dasar pengadaan alusista dan almatsus Polri untuk pemberdayaan industri pertahanan dan verifikasi kemampuan industri pertahanan dan revitalisasi manajemen BUMN Industri Pertahanan. Hal ini dalam rangka modernisasi alutsista TNI dan almatsus Polri serta te-realisasinya program revitalisasi industri pertahanan. *** 


Mayjen TNI R Ediwan Prabowo SIP adalah Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan.

Kiprah Lilis Mariani, Perempuan Ahli Roket Indonesia Takut Kecewa Setiap Lakukan Uji Coba








Lilis Mariani, salah seorang di antara ahli roket perempuan yang masih langka di Indonesia. Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Kiprah perempuan dalam teknologi roket tanah air masih terbilang langka. Di antara yang langka itu adalah Ir Lilis Mariani MEng yang kini berkiprah di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
 
  M. HILMI SETIAWAN, Jakarta

BERBICARA roket, yang terbayang di benak adalah sebuah benda panjang dengan moncong runcing yang mampu terbang menjelajahi ruang angkasa. Kemudian, ia bisa mendarat di bulan dan menurunkan sejumlah astronot.
 
Bayangan seperti itu juga muncul saat Lilis Mariani akan menjejakkan kaki di dunia roket tanah air. Setelah tamat SMAN 21 Jakarta pada 1987, Lilis muda memberanikan bergabung ke Lapan. Alasan Lilis kala itu adalah lokasinya dekat dengan rumahnya di kawasan Rawamangun, Jakarta.
 
Sayangnya, hingga saat ini, bayangan roket buatan Indonesia yang mampu mengarungi ruang angkasa itu belum terwujud. "Perlu pengembangan cukup lama lagi untuk menciptakan roket yang bisa menjelajah sampai ruang angkasa. Saat ini, roket kita masih di dalam atmosfer," terang ibunda Dian Fadhilah Nugraha, 12; dan Meydiandra Anisa, 9; itu ketika ditemui di Park Hotel, Jakarta, Kamis lalu (5/4).
 
Lilis menuturkan, perkembangan roket di Indonesia berjalan dinamis. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, kualitas penciptaan roket Indonesia tidak kalah. Tetapi, jika dibandingkan dengan India, Jepang, Tiongkok, dan Iran, teknologi roket negeri ini kalah jauh. "India, misalnya, sudah memiliki roket yang mampu menjelajah luar angkasa," kata dia.
 
Alumnus S-2 bidang aerospace engineering di Nagoya University itu menjelaskan, sejak berkarir di Lapan, dirinya terus berada di bidang roket. Perempuan yang menjabat sebagai kepala bidang teknologi struktur dan mekanik Pusat Teknologi Roket (Pustekroket) Lapan tersebut mengaku sudah lupa berapa banyak roket yang dihasilkan bersama tim. Baik untuk kepentingan riset internal Lapan maupun memenuhi pesanan pihak luar, seperti Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta PT Pindad.
 
Peneliti yang meraih gelar sarjana di Missouri University of Science and Technology itu mengatakan, banyak proyek pembuatan roket yang masuk kategori rahasia. Karena berkaitan dengan bidang pertahanan negara, teknologinya tidak boleh bocor ke pihak lain. Tetapi, ada juga pembuatan roket yang bersifat umum dan tidak rahasia. Roket jenis itu, antara lain, berfungsi untuk urusan meteorologi atau mitigasi bencana.
 
Saat ini, Lilis bersama tim roket Lapan sedang mengerjakan empat proyek roket sekaligus. Empat proyek roket itu adalah roket RX-550, roket cair, roket konversi, dan roket kendali. Di antara empat roket tersebut, jenis roket yang bisa mendongkrak kemampuan perakitan roket Indonesia adalah roket kendali.  "Sebab, selama ini Indonesia masih belum memiliki roket kendali," kata perempuan kelahiran Jakarta, 19 Maret 1968, itu.
 
Pada saat proyek roket kendali terus dikebut, Lilis juga menerangkan perkembangan roket RX-550 (kaliber 500 mm). Roket yang memiliki panjang 8-10 meter itu hingga saat ini masih terus menjalani tahap revisi desain. Lapan menargetkan, roket yang mampu meluncur hingga 500 km tersebut rampung akhir tahun ini.
 
Roket yang sedang dirancang memiliki kecepatan tujuh kali kecepatan suara -satu kali kecepatan suara sama dengan 350 m/detik- itu berfungsi sebagai roket pengorbit satelit. Di tengah banyaknya jenis roket yang pernah dia buat, Lilis menyatakan selalu deg-degan ketika mengikuti uji coba peluncuran roket. Daerah yang sering digunakan Lapan untuk titik uji coba roket, antara lain, Garut, Jawa Barat, dan Baturaja, Sumatera Selatan.
 
Meski sudah merakit dan menguji coba roket bertahun-tahun, istri Didik S. itu sering kecewa jika melihat roket gagal dalam misi uji coba. "Ya, kalau gagal uji coba, itu banyak. Misalnya, meledak semua atau macet tidak bisa meluncur," katanya.
 
Jika roket yang diuji coba meledak dan rata-rata hancur menjadi puing-puing, Lilis bersama tim harus memulai sejak awal lagi untuk merakit roket sejenis. Begitu pula, ketika roket berhasil meluncur saat uji coba, dia harus membuat lagi yang baru. Sebab, rata-rata roket bersifat sekali pakai. Hanya pesawat ulang-alik yang termasuk kategori roket tidak habis pakai.
 
Pada saat tren positif perkembangan teknologi roket di tanah air, terdapat persoalan regenerasi ahli roket yang lambat. Khususnya, ahli roket perempuan. Perbandingan ahli roket perempuan dan laki-laki di Lapan sangat tidak berimbang. Ahli roket perempuan hanya belasan orang, sedangkan yang laki-laki hampir seratus orang.
 
Menurut Lilis, profesi sebagai ahli roket terbuka bagi siapa saja. "Perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama. Asal sungguh-sungguh dan mau belajar, siapa saja bisa berkarir di bidang ini," ujar perempuan yang hobi berkebun itu.
 
Lilis menambahkan, memang ada kesan rumit ketika mempelajari teknologi roket. Kerumitan mempelajari roket di Indonesia tambah pelik karena belum ada perguruan tinggi yang mengadakan program khusus tentang teknologi roket. Hingga saat ini, materi tentang roket disisipkan dalam program teknik penerbangan di beberapa kampus.
 
Memang dalam perkembangannya, ilmu tentang roket bisa dipelajari lebih sederhana. Di antaranya, melalui roket air. Dengan memanfaatkan air sebagai pengganti bahan bakar, roket air tercatat bisa meluncur hingga 2.000 kaki atau sekitar 623 meter.
 
Selain itu, teknologi roket secara sederhana bisa dilihat pada sistem kembang api yang sering diluncurkan di malam pergantian tahun. "Saya berharap kepada generasi muda Indonesia agar tidak perlu takut mempelajari teknologi roket," katanya.
 
Lapan berupaya membuka akses masyarakat untuk mempelajari roket. Di antaranya, dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat, terutama anak-anak, yang ingin melihat perkembangan dan cara kerja roket di Pustekroket Tarogong, Jawa Barat. Anak-anak bisa mempelajari roket dari media roket air.
 
Lilis mengatakan, dirinya bisa betah bertahun-tahun menekuni bidang roket karena menjalani kerumitan merakit atau membuat roket dengan senang. "Kerumitan itu harus diubah menjadi tantangan," ucap perempuan yang ingin masuk markas NASA (National Aeronautics and Space Administration) di Washington, AS, itu.
 
Dia berharap, dengan semakin banyaknya pemuda yang berminat menekuni bidang roket, perkembangan roket tanah air bisa melaju cepat. Harapannya bisa menyalip perkembangan roket di India, Iran, Korea Selatan, dan Tiongkok. Lebih jauh lagi bisa mempercepat impian Lilis melihat roket Indonesia yang bisa mengantarkan astronot menjelajah luar angkasa dan mendarat di bulan. (*/c6/ari)

Sabtu, 28 April 2012

AS-Filipina Berlatih Serang Pulau, RRC Galau, Bagaimana dengan INDONESIA,....?

AS menganggap ini latihan militer rutin. Tapi, bagi China, ini bisa mengundang konfrontasi

Renne R.A Kawilarang






 




 

Pasukan Filipina dan AS gelar latihan militer bersama pada April 2012 (REUTERS/Romeo Ranoco)

 

VIVAnews - Pasukan Komando AS dan Filipina menggelar latihan bersama, dengan skenario menyerang suatu pulau musuh. Ini merupakan bagian dari latihan bersama kedua negara, yang sudah berlangsung dalam beberapa hari terakhir, dan telah membuat China gusar karena berlangsung di dekat kepulauan yang menjadi sengketa antara Filipina dan China.

Menurut kantor berita Reuters, latihan menyerang pulau itu berlangsung di Pulau Palawan, di barat daya Filipina, 25 April 2012. Lokasinya tidak jauh dari pulau kecil Scarborough Shoal, Laut China Selatan, yang tengah diperebutkan China dan Filipina. China menamainya Pulau Huangyan.

Skenario perang-perangan yang berlangsung Rabu kemarin merupakan bagian dari latihan gabungan yang berlangsung selama dua pekan di sejumlah lokasi di Pulau Luzon, Filipina. Latihan gabungan itu melibatkan 7.000 tentara AS dan tuan rumah.

Dalam skenario penyerbuan itu, sekitar 100 pasukan komando mendarat di pantai dengan kapal-kapal perang dari kedua negara. Mereka menggelar latihan serangan amfibi untuk menguasai kembali sebuah pulau yang diduduki para militan.

Begitu turun dari perahu karet, para tentara langsung terlibat baku tembak dengan musuh. Selain menguasai kembali pulau, mereka juga menjalani misi pembebasan sandera.

Beberapa hari sebelumnya, tim komando kedua negara juga menggelar latihan merebut kembali suatu kilang minyak yang dikuasai musuh di bagian utara Palawan. Marinir AS membantah bahwa latihan itu merupakan provokasi bagi China.

"Latihan ini sudah berlangsung rutin. Tahun ini berlangsung di Palawan dan sudah direncanakan berbulan-bulan sebelumnya," kata juru bicara Marinir AS, Bryan Mitchell. 

Undang konfrontasi
Namun, bagi China, latihan gabungan militer AS dan Filipina itu berisiko mengundang konfrontasi. Wakil Menteri Luar Negeri China, Cui Tiankai, Rabu kemarin mengatakan bahwa Beijing tetap mengutamakan dialog dan diplomasi untuk menyelesaikan sengketa teritorial dengan tetangganya, Filipina.

"Kami khawatir mengenai isu Laut China Selatan," kata Cui di Beijing. "Beberapa pihak berupaya mencampuradukkan dua hal yang tidak berhubungan, yaitu kedaulatan teritorial dan kebebasan bernavigasi," lanjut dia.

Maksud Cui, walau China masih mempermasalahkan batas-batas wilayah maritim dengan para tetangga, bukan berarti ini sampai mengancam keamanan jalur pelayaran di Laut China Selatan. China berkomitmen menjaga keamanan bernavigasi bagi semua kapal di Laut China Selatan.

Selain dengan Filipina, China juga bersengketa dengan beberapa lain yang turut merasa memiliki sebagian Laut China Selatan. Mereka adalah Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.

Masing-masing negara masih ngotot mempertahankan klaim mereka atas Laut China Selatan, yang diyakini punya cadangan energi dalam jumlah besar. Negara-negara yang jauh dari Laut China Selatan, seperti AS dan Indonesia, juga berkepentingan menjaga stabilitas perairan itu karena termasuk jalur pelayaran strategis.





 Sumber berita :
http://dunia.vivanews.com/news/read/307877-as-filipina-berlatih-serang-pulau--rrc-galau

Sabtu, 14 April 2012

INDUSTRI PERTAHANAN BERPERAN STRATEGIS DUKUNG PERTAHANAN NEGARA

WAKASAL: INDUSTRI PERTAHANAN BERPERAN STRATEGIS DUKUNG PERTAHANAN NEGARA

 
Industri pertahanan mempunyai peran strategis dalam mendukung penyelenggaraan pertahanan negara, sehingga keberadaan industri pertahanan perlu didorong dan ditumbuhkembangkan agar mampu memenuhi kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan peralatan yang diperlukan melalui upaya revitalisasi industri pertahanan.
Demikian dikatakan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M saat memberikan sambutan pada acara Sosialisasi Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di lingkungan Angkatan Laut, Selasa (10/4), di Auditorium Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur.
Menurut Wakasal, sebagai badan yang membina industri pertahanan dalam negeri, KKIP telah berkontribusi dalam meningkatkan kemampuan industri pertahanan melalui penerapan kebijakan strategis di bidang industri pertahanan. Kebijakan tersebut, lanjut Wakasal, sangat diperlukan untuk membina industri pertahanan dalam negeri yang mengalami krisis serta membangun industri pertahanan dengan mengutamakan produksi dalam negeri.
KKIP sendiri merupakan sebuah badan yang berkedudukan langsung di bawah Presiden, dan bertugas merumuskan kebijakan nasional  yang bersifat strategis di bidang industri pertahanan, mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengendalian kebijakan industri pertahanan, mengkoordinasikan kerja sama luar negeri dalam rangka mengembangkan dan memajukan industri pertahanan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan industri pertahanan.
Ditambahkan Wakasal, penggunaan alat peralatan hasil industri dalam negeri bukan lagi hal yang baru bagi TNI AL. “Berbagai alutsista produk dalam negeri telah digunakan dalam mendukung pelaksanaan tugas TNI AL dan diantaranya bahkan  dapat menunjukkan performa yang baik serta memiliki kualitas yang tidak kalah dari produk luar,” tegasnya.
Kegiatan Sosialisasi KKIP ini sendiri diikuti lebih dari 300 peserta perwakilan dari Kotama serta Satuan TNI AL seluruh Indonesia, di mana dalam kegiatan tersebut mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (Purn) Sumardjono selaku Tim Asisten KKIP Bidang Hubungan Lembaga memberikan sambutan sekaligus membuka acara, dan dilanjutkan dengan paparan tentang organisasi KKIP oleh Kolonel Laut (T) Rohman, S.T.,  serta paparan tentang sasaran kerja KKIP oleh Dr. M. Said Didu selaku Asisten Bidang Kebijakan KKIP.
Turut hadir dalam kegiatan ini para Asisten Kepala Staf Angkatan Laut, para Panglima Komando Utama Angkatan Laut, para Kepala Dinas di jajaran Mabesal Jakarta, serta para pejabat terkait lainnya.
Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan Laut.

Minggu, 08 April 2012

KENAPA HARUS MEMAKAI PERSENJATAAN BEKAS LAGI, TIDAKAH BANGSA KITA DAH MAPU MEMBYAT DAN MEMPRODUKSI PERSENJATAAN TEMPUR YANG LEBIH MODERN,....???



TNI AL Borong Kapal, Helikopter dan Tank



JAKARTA — Untuk memodernisasi persenjataannya, TNI AL hingga tiga tahun ke depan memborong kapal, helikopter, dan tank.

Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparno menjelaskan, persenjataan baru tersebut untuk memenuhi kemampuan tempur minimum dalam menjaga kedaulatan Republik Indonesia.

"Saat ini ada 151 kapal perang, 50-an pesawat udara, dan 439 tank serta kendaraan tempur. Ke depan diproyeksikan ada 151 kapal perang, 54 pesawat dan helikopter, serta 333 kapal perang," ujar Soeparno di depan para sesepuh TNI AL dan pelaku sejarah pertempuran Laut Aru pada 15 Januari 1962, akhir pekan ini.

Persenjataan baru yang segera datang adalah kapal selam diesel-elektrik buatan Korea Selatan sebanyak tiga unit. Unit terakhir akan dibuat di galangan kapal PT PAL Surabaya.

Kapal lain yang dibeli atau dibuat di dalam negeri adalah 4 Perusak Kawal Rudal (PKR), 16 Fast Torpedo Boat (FTB), 4 unit kapal perusak Trimaran, 27 kapal patroli cepat, Multi role Light Frigate buatan BAE Inggris sebanyak 3 unit, 16 Kapal Cepat Rudal (KCR) panjang 40 meter, 2 unit kapal survei Hidro Oseanografi, 1 kapal layar latih, dan 2 unit kapal pengangkut tank.

"Kapal pengangkut tank dibuat galangan pemerintah Kodja Bahari. Sedangkan trimaran dan sejumlah PKR dibuat di galangan swasta dalam negeri di Jawa dan Batam," kata Soeparno.

Untuk kekuatan udara berupa pesawat udara dan helikopter, Soeparno melanjutkan, dianggarkan 2 unit pesawat patroli maritim, 11 helikopter antikapal selam yang masih dalam proses seleksi, 6 unit helikopter serang permukaan, dan 6 helikopter angkut.

Adapun tank amfibi PT-76 dan BTR 50 dipensiunkan. Indonesia, Soeparno memaparkan, sudah mendapat hibah 10 unit tank amfibi pengangkut pasukan eks Korea Selatan yakni LVTP7 buatan Amerika Serikat.

Ada tambahan hibah LVTP7 sebanyak 25 unit dari Korea Selatan untuk tahun 2012. Adapun tank amfibi yang baru adalah 17 unit BMP3F sudah dibeli dari rencana pengadaan 34 unit. Untuk mendukung kekuatan artileri pendaratan, dibeli 3 baterai peluncur roket multi laras 122 milimeter (MLRS 122 mm).

Soeparno menjanjikan, sebagian besar dari persenjataan baru tersebut akan tersedia dan dipamerkan dalam parade Hari TNI, 5 Oktober 2014. Pengadaan alutsista sedang disoroti Komisi I DPR dan aktivis antikorupsi belakangan ini.

Mereka menyoroti pengadaan tank Leopard hingga pembelian jet tempur Sukhoi yang diduga para aktivis dan anggota Komisi I DPR, Tubagus Hasanudin, telah di mark up.

Sumber : KOMPAS.COM

MEMBANGUN KEKUATAN LAUT OLEH TNI AL



Membangun postur TNI-AL harus konsisten


Kapal Cepat Rudal 40m, KRI Clurit-641

JAKARTA - TNI-AL menyusun dokumen kebijakan perencanaan holistik 2013 dengan target mewujudkan pembangunan kekuatan pokok minimum. Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, menegaskan, hal itu mutlak memerlukan konsistensi agar tidak bias dan meleset dari target.

"Untuk itu kita perlu terus menyamakan visi, misi serta kesatuan tekad dalam melaksanakan pembangunan TNI-AL yang dimulai dari proses perencanaan sampai dengan proses pelaksanaan, karena sangat rentan terhadap dinamika lingkungan dan kondisi riil negara," katanya, di Markas Besar TNI-AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/3).

Dia memimpin Olah Yudha Rencana Strategis TNI-AL tahun anggaran 2013 yang diikuti segenap pemimpin puncak matra laut TNI itu. Rapat kerja tahunan itu bertujuan menyinkronisasikan perkiraan intelijen jangka pendek, penyelenggaraan operasi, sistem dukungan logistik, perencanaan personel, program, hingga anggaran pada 2013 nanti.

Pembangunan yang telah direncanakan, baik dalam dokumen Minimum Essential Force (MEF) TNI AL maupun rencana strategis TNI-AL 2010-2014, harus dikawal dan dijamin bersama. Sebagai gambaran, TNI-AL menginginkan armada kapal selam sekelas KRI Nanggala/402 sebanyak enam unit hingga tiga tahun ke depan.

Kapal cepat kelas KRI Clurit yang sangat efektif dalam patroli perairan dangkal dan menengah, dibeli dari galangan kapal dalam negeri hingga puluhan unit, lengkap dengan sistem arsenalnya.

"Kita perlu menjamin konsistensi pelaksanaan pembangunan kekuatan pokok minimum. Hal tersebut juga langkah strategis yang paling realistis dapat dilaksanakan TNI-AL sebagai bagian integral TNI," kata Soeparno.

Tanpa konsistensi, maka arah pembangunan yang dilaksanakan untuk mewujudkan postur TNI-AL yang diingginkan akan menjadi bias dan makin sulit untuk dicapai.

Sumber : ANTARANEWS.COM

LATIHAN GABUNGAN MARINIR AS dengan PASUKAN AUSTRALIA



Gelombang Pertama Pasukan Marinir AS Tiba di Darwin, Australia

AUSTRALIA - Kontingen pertama marinir Amerika Serikat berjumlah 200 personil telah tiba di Darwin, Australia.

Pasukan marinir AS ini akan berada di Australia selama enam bulan sebelum digantikan pasukan baru. Selama di Australia, mereka akan berlatih bersama angkatan bersenjata negeri itu.

Kedatangan pasukan AS ini disambut Menteri Pertahanan Stephen Smith dan kepada ABC News mengatakan sambutan di Australia Utara sangat hangat.

Dalam jumpa pers bersama Menhan Smith, Perdana Menteri Julia Gillard dan Menteri Utama Northern Territory Paul Henderson mengatakan penempatan pasukan AS itu adalah sebuah evolusi dari kegiatan dan pelatihan yang sudah dilakukan angkatan bersenjata kedua negara.

Ketiga pejabat itu juga mengatakan peristiwa ini merupakan babak baru dalam 60 tahun kerja sama pertahanan Australia-AS. Mereka juga menegaskan tidak akan pernah ada pangkalan militer AS di Australia.

Kedua negara telah mengikat kerja sama pertahanan dan Amerika Serikat akan menempatkan 2.500 prajuritnya di Australia pada 2017. Rencana ini mengganggu Cina namun para pemimpin AS dan Australia menekankan bahwa kerjasama kedua negara bukan untuk mengimbangi kekuatan Cina.

Dukungan Indonesia

Menhan Smith mengatakan negara-negara tetangga, terutama Indonesia dan Cina, tertarik dengan prospek latihan militer gabungan. "Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa ia berpikir itu [latihan gabungan] adalah hal yang baik," kata Smith pada radio ABC.

"Ia [Yudhoyono] juga mengatakan bahwa ia melihat adanya prospek latihan gabungan tidak hanya dengan Australia tetapi juga dengan AS dan wilayah-wilayah lain seperti Cina," kata Smith.


Pangkalan militer AS di sekitaran Laut China Selatan (Foto: gettheflick.blogspot.com)

Sebagai bagian dari ekspansi hubungan militer tersebut, pekan lalu Australia mengatakan akan mengizinkan AS menggunakan teritori mereka untuk mengoperasikan pesawat pengintai jarak jauh.

Washington juga dilaporkan menempatkan pesawat-pesawat dan kapal selam penyerang bertenaga nuklir di kota Perth, Australia Barat.

Prospek Jangka Panjang


Pekan lalu, Australia membantah sejumlah laporan terkait rencana pembangunan pangkalan Angkatan Udara AS di Pulau Cocos, Samudera Hindia. Surat kabar Washington Post mengabarkan rencana tersebut dan menilai pangkalan tersebut bisa menjadi titik strategis untuk mengirim pesawat pengintai ke Laut Cina Selatan.

Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith mengatakan rencana pangkalan AS di Pulau Cocos itu sebagai prospek jangka panjang. Pengerahan pasukan di Australia Utara sudah disampaikan PM Gillard pada November 2011 saat Presiden Barack Obama berkunjung ke Australia.

Rencana itu terlihat sebagai upaya kedua negara mengimbangi meningkatkan pengaruh Cina di Asia-Pasifik sekaligus memperkuat sekutu AS dalam sengketa Laut Cina Selatan.

Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan saling berebut wilayah di Laut Cina Selatan yang diyakini kaya persediaan minyak dan gas. Australia merupakan sekutu lama Amerika Serikat, namun kini Cina adalah mitra dagang terbesar Australia.

Sumber : BBC.CO.UK

Minggu, 01 April 2012

TNI Kirim Pasukan ke Perbatasan Malaysia




Sebanyak 650 personel dari Batalyon 413 Divisi 2 Kostrad mengikuti upacara pelepasan sebelum berangkat bertugas di Kalimantan Timur dari Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (28/3/2012). Mereka akan menjalankan tugas rutin menjaga perbatasan dengan Malaysia.

KOMPAS.com — TNI mengirim pasukan dari Batalyon 413 Divisi 2 Kostrad ke Kalimantan Timur dari Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (28/3/2012).

Pasukan sebanyak 650 orang ini akan bertugas selama enam bulan untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Ini merupakan tugas rutin untuk menggantikan pasukan sebelumnya. Mereka akan mengawasi wilayah perbatasan sepanjang 1.043 kilometer yang rawan terhadap kejahatan seperti penyelundupan dan pembalakan liar.

Panglima Divisi 2 Kostrad Mayor Jenderal Ridwan memberikan pesan agar pasukan menjaga nama baik saat bertugas dan mematuhi standar operasi yang berlaku. "Pasukan harus bertugas dengan baik jangan bertindak melanggar hukum dan jangan cepat pingin kaya dengan tindakan yang tidak benar," pesan Ridwan terhadap pasukannya.

Ridwan juga mengatakan, mereka akan selalu mengawasi dan melindungi titik batas agar tidak bergeser yang nantinya merugikan wilayah kedaulatan Indonesia.

Source : Kompas

Sabtu, 31 Maret 2012

Menanti Kapal Induk Soekarno




Ilustrasi

Senayan - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS Safan Badri mengusulkan pada Panglima TNI, agar dalam pemberian nama kapal perang TNI AL dari produksi dalam negeri ke depannya dapat menggunakan nama mantan Presiden RI HM Soeharto dan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur).

"Saya hanya sekadar menyampaikan aspirasi dari beberapa kelompok masyarakat, yang terinspirasi  atas peresmian Kapal Selam di Surabaya dan dua  Kapal Cepat Rudal (KCR) Clurit dan KRI Kujang 642 buatan dalam negeri, di Batam, masyarakat menanyakan apakah mungkin dalam KRI berikutnya,dapat diberi nama KRI HM Soeharto dan KRI  Gus Dur," ujar Safan Badri dalam raker dengan Panglima TNI di Komisi I, Rabu (29/2).

Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq juga mengusulkan nama KH Agus Salim pada KRI berikutnya.

Merespon atas dua usulan tersebut, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, penggunaan nama HM Soeharto dan Gus Dur, TNI AL selalu melihat kebesaran nama dengan kondisi Kapal yang di beri nama.

"Artinya, kebesaran Gus Dur dan kebesaran Pak Harto harus sesuai dengan nama kapal yang diberi nama tersebut. Oleh karena itu, kami masih menunggu kapal yang sesui untuk diberi nama Gus Dur maupun Pak Harto," ujar Panglima TNI.

Bahkan, kata Panglima TNI, pihaknya masih menyimpan satu nama, yaitu KRI Sudirman. "Kami masih menunggu akan kehadiran KRI yang besar untuk diberi nama itu, agar kebesaran kapal itu sesuai dengan kebesaran nama Panglima Jendral Sudirman," ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR lainnya dari PDI-P Sudarto Danu Subroto kembali interupsi pada pimpinan rapat, untuk menayakan kapan pemberian KRI dengan menggunakan nama Soekarno. "Sudah ada bayangan, kapan ada KRI dengan Nama Soekarno?" ujarnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menimpali, nama KRI Soekarno akan diberikan setelah TNI AL punya kapal Induk. " Ya nanti, kita tunggu sampai kita punya kapal Induk sendiri," tegasnya.

Source : Jurnalparlemen