Pada hari Senin, 25 April 2011, Armada Kawasan Barat (Armabar) TNI AL
mendapat tambahan alutsista baru berupa kapal cepat rudal (KCR) tipe
40. Kapal cepat rudal yang diberi nama KRI Clurit (641), tak lain
adalah kapal perang buatan dalam negeri yang pertama kali dibangun di
PT. Palindo Marine, Batam. Meski kodratnya berupa kapal patroli
berukuran kecil, jangan diragukan, KRI Clurit mempunyai kemampuan yang
cukup maju. Dengan panjang kapal ‘hanya’ 43 meter, Clurit dipersenjatai
kanon kaliber 30 mm, meriam anjungan 20 mm, dan rudal anti kapal C-705.
Jenis senjata yang terakhir disebut, C-705, yang menjadikan KRI
Clurit rada spesial dibanding kapal cepat TNI AL lainnya. Sebagai
pengingat, jenis KCR FPB-57 baru dipasangi rudal anti kapal C-802,
setelah diluncurkan versi FPB-57 NAV-V. Seperti halnya C-802, rudal
C-705 juga dibuat di Cina oleh pabrik China Aerospace Science and
Industry Corporation (CASIC). C-705 merupakan keluarga seri rudal C-70X,
rudal ini merupakan pengembangan dari rudal C-704.
Sosok rudal ini masih terbilang baru, pertama kali dimunculkan ke
publik pada ajang Zhuhai Airshow ke-7 tahun 2008. Dibanding generasi
sebelumnya, C-705 hadir dengan beberapa peningkatan, seperti pada elemen
mesin, hulu ledak, dan sistem pemandu. Hingga kini, sumber informasi
tentang spesifikasi teknis pada rudal ini masih terbatas, yang jelas
C-705 dirancang sebagai rudal yang menawarkan efisien si dalam
operasionalnya. Secara umum bisa dikatakan spesifikasinya berada diatas
C-704, tapi masih dibawah C-802.
C-705 mempunyai jangkauan tembak antara 75-80 Km tanpa roket booster,
sedangkan bila ditambahkan roket booster jangkauan bisa terdongkrak
hingga 170 Km. Dilihat dari jangkauannya, C-705 bisa disebut pula
sebagai rudal lintas cakrawala (over the horizon). Untuk urusan
kecepatan, meski tak diketahui persis informasi kecepatan luncurnya,
banyak disebutkan C-705 masuk dalam kategori rudal high sub sonic.
Tentang bobot rudal juga tak ada keterangan pasti, tapi bobot hulu ledak
rudal ini mencapai 110 Kg HVDT-H high explosive, lebih ringan ketimbang
hulu ledak C-802, yang 165 Kg High Explosive.
Dengan bobot hulu ledak 110 Kg, C-705 dipersiapkan untuk
mengkandaskan kapal perang lawan yang berbobot hingga 1.500 ton.Daya
hancur yang dihasilkannya bisa mencapai 95,7%, ideal untuk
menenggelamkan kapal. Konfigurasi rudal pun di-setting pas untuk
dipasangkan pada platform kapal patroli dengan bobot antara 50 – 500
ton. KRI Clurit sendiri memiliki bobot 250 ton, pada KRI Clurit terlihat
hanya membawa 2 unit C-705 dalam sekali berlayar.
Sebagaimana rudal anti kapal modern, C-705 mempunyai kemampuan sea
skimming, yakni terbang rendah diatas permukaan laut, untuk C-705 batas
terbawah mampu terbang 12,5 meter dari atas permukaan laut. Dengan
terbang rendah, menjadikan sosok rudal ini sulit terdeteksi oleh radar.
Untuk urusan pemandu, lagi-lagi tak ada informasi yang spesifik, tapi
beberapa literatur menyebut C-705 mengkombinasikan sistem pemandu dari
radar, infrared, GPS (Global Positioning Systems), GLONASS (Global
Navigation Satellite Systes), dan TV.
Menurut pendapat penulis, C-705 sangat pas untuk diterapkan pada
beberapa kapal patroli TNI AL yang kini belum dilengkapi rudal anti
kapal, seperti pada jajaran FPB-57. Lainnya seperti kapal cepat TNI AL
yang baru diterima secara hibah dari Brunei Darussalam, yakni KRI Badau
(642) dan KRI Salawaku (643). Kedua kapal cepat tersebut sejatinya masuk
kategori KCR, tapi sayang dalam paket hibahnya, tidak disertakan rudal
MM-38 Exocet. Dilihat dari jenis dan ukuran, antara KRI Badau dan KRI
Clurit tak beda jauh.
Embrio Rudal Anti Kapal Nasional?
Hingga kini Indonesia belum berhasil menciptakan rudal anti kapal buatan dalam negeri. Hal ini didasarkan atas ajakan Jenderal Guo Boxiong, Wakil Ketua Komisi Militer Tiongkok, dalam kunjungannya ke Jakarta (21/5/2011). Boxiong menawarkan kerjasama pembuatan rudal C-705, mengingat sebelumnya TNI AL sudah menggunakan rudal buatan Cina, C-802.
Ajakan tersebut lalu ditanggapi oleh Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro, menteri mengatakan, “kita menawarkan adanya joint
production peralatan senjata, salah satunya membuat rudal bersama.
Mereka mempunya teknologi yang luar biasa, kita berharap bisa belajar
dan berbagi pengalaman.” Apakah niatan tersebut akan terealisasi? Mari
kita tunggu perkembangan selanjutnya. (Haryo Adjie Nogo Seno)
Sumber berita :
http://indomiliter.com/2011/08/08/c-705-rudal-pamungkas-andalan-kapal-cepat-tni-al/