Minggu, 29 April 2012

C-705 : Rudal Pamungkas Andalan Kapal Cepat TNI AL


Rudal C-705


Pada hari Senin, 25 April 2011, Armada Kawasan Barat (Armabar) TNI AL mendapat tambahan alutsista baru berupa kapal cepat rudal (KCR) tipe 40. Kapal cepat rudal yang diberi nama KRI Clurit (641), tak lain adalah kapal perang buatan dalam negeri yang pertama kali dibangun di PT. Palindo Marine, Batam. Meski kodratnya berupa kapal patroli berukuran kecil, jangan diragukan, KRI Clurit mempunyai kemampuan yang cukup maju. Dengan panjang kapal ‘hanya’ 43 meter, Clurit dipersenjatai kanon kaliber 30 mm, meriam anjungan 20 mm, dan rudal anti kapal C-705.

Jenis senjata yang terakhir disebut, C-705, yang menjadikan KRI Clurit rada spesial dibanding kapal cepat TNI AL lainnya. Sebagai pengingat, jenis KCR FPB-57 baru dipasangi rudal anti kapal C-802, setelah diluncurkan versi FPB-57 NAV-V. Seperti halnya C-802, rudal C-705 juga dibuat di Cina oleh pabrik China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC). C-705 merupakan keluarga seri rudal C-70X, rudal ini merupakan pengembangan dari rudal C-704.



Rudal C-704


Sosok rudal ini masih terbilang baru, pertama kali dimunculkan ke publik pada ajang Zhuhai Airshow ke-7 tahun 2008. Dibanding generasi sebelumnya, C-705 hadir dengan beberapa peningkatan, seperti pada elemen mesin, hulu ledak, dan sistem pemandu. Hingga kini, sumber informasi tentang spesifikasi teknis pada rudal ini masih terbatas, yang jelas C-705 dirancang sebagai rudal yang menawarkan efisien si dalam operasionalnya. Secara umum bisa dikatakan spesifikasinya berada diatas C-704, tapi masih dibawah C-802. 



Tampilan buritan KRI Clurit, tampak 2 unit tabung peluncur C-705


C-705 mempunyai jangkauan tembak antara 75-80 Km tanpa roket booster, sedangkan bila ditambahkan roket booster jangkauan bisa terdongkrak hingga 170 Km. Dilihat dari jangkauannya, C-705 bisa disebut pula sebagai rudal lintas cakrawala (over the horizon). Untuk urusan kecepatan, meski tak diketahui persis informasi kecepatan luncurnya, banyak disebutkan C-705 masuk dalam kategori rudal high sub sonic. Tentang bobot rudal juga tak ada keterangan pasti, tapi bobot hulu ledak rudal ini mencapai 110 Kg HVDT-H high explosive, lebih ringan ketimbang hulu ledak C-802, yang 165 Kg High Explosive.



C-705 dilengkapi beragam sistem pemandu




Dengan jangkauan 75 Km, C-705 masuk dalam kategori rudal jelajah anti kapal



Dengan bobot hulu ledak 110 Kg, C-705 dipersiapkan untuk mengkandaskan kapal perang lawan yang berbobot hingga 1.500 ton.Daya hancur yang dihasilkannya bisa mencapai 95,7%, ideal untuk menenggelamkan kapal. Konfigurasi rudal pun di-setting pas untuk dipasangkan pada platform kapal patroli dengan bobot antara 50 – 500 ton. KRI Clurit sendiri memiliki bobot 250 ton, pada KRI Clurit terlihat hanya membawa 2 unit C-705 dalam sekali berlayar.

Sebagaimana rudal anti kapal modern, C-705 mempunyai kemampuan sea skimming, yakni terbang rendah diatas permukaan laut, untuk C-705 batas terbawah mampu terbang 12,5 meter dari atas permukaan laut. Dengan terbang rendah, menjadikan sosok rudal ini sulit terdeteksi oleh radar. Untuk urusan pemandu, lagi-lagi tak ada informasi yang spesifik, tapi beberapa literatur menyebut C-705 mengkombinasikan sistem pemandu dari radar, infrared, GPS (Global Positioning Systems), GLONASS (Global Navigation Satellite Systes), dan TV. 


Menurut pendapat penulis, C-705 sangat pas untuk diterapkan pada beberapa kapal patroli TNI AL yang kini belum dilengkapi rudal anti kapal, seperti pada jajaran FPB-57. Lainnya seperti kapal cepat TNI AL yang baru diterima secara hibah dari Brunei Darussalam, yakni KRI Badau (642) dan KRI Salawaku (643). Kedua kapal cepat tersebut sejatinya masuk kategori KCR, tapi sayang dalam paket hibahnya, tidak disertakan rudal MM-38 Exocet. Dilihat dari jenis dan ukuran, antara KRI Badau dan KRI Clurit tak beda jauh. 



Jangkauan C-705 dapat ditingkatkan dengan roket booster


Embrio Rudal Anti Kapal Nasional?

Hingga kini Indonesia belum berhasil menciptakan rudal anti kapal buatan dalam negeri. Hal ini didasarkan atas ajakan Jenderal Guo Boxiong, Wakil Ketua Komisi Militer Tiongkok, dalam kunjungannya ke Jakarta (21/5/2011). Boxiong menawarkan kerjasama pembuatan rudal C-705, mengingat sebelumnya TNI AL sudah menggunakan rudal buatan Cina, C-802. 



Ajakan tersebut lalu ditanggapi oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, menteri mengatakan, “kita menawarkan adanya joint production peralatan senjata, salah satunya membuat rudal bersama. Mereka mempunya teknologi yang luar biasa, kita berharap bisa belajar dan berbagi pengalaman.” Apakah niatan tersebut akan terealisasi? Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Sumber berita :  
http://indomiliter.com/2011/08/08/c-705-rudal-pamungkas-andalan-kapal-cepat-tni-al/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar