Sabtu, 28 April 2012

AS-Filipina Berlatih Serang Pulau, RRC Galau, Bagaimana dengan INDONESIA,....?

AS menganggap ini latihan militer rutin. Tapi, bagi China, ini bisa mengundang konfrontasi

Renne R.A Kawilarang






 




 

Pasukan Filipina dan AS gelar latihan militer bersama pada April 2012 (REUTERS/Romeo Ranoco)

 

VIVAnews - Pasukan Komando AS dan Filipina menggelar latihan bersama, dengan skenario menyerang suatu pulau musuh. Ini merupakan bagian dari latihan bersama kedua negara, yang sudah berlangsung dalam beberapa hari terakhir, dan telah membuat China gusar karena berlangsung di dekat kepulauan yang menjadi sengketa antara Filipina dan China.

Menurut kantor berita Reuters, latihan menyerang pulau itu berlangsung di Pulau Palawan, di barat daya Filipina, 25 April 2012. Lokasinya tidak jauh dari pulau kecil Scarborough Shoal, Laut China Selatan, yang tengah diperebutkan China dan Filipina. China menamainya Pulau Huangyan.

Skenario perang-perangan yang berlangsung Rabu kemarin merupakan bagian dari latihan gabungan yang berlangsung selama dua pekan di sejumlah lokasi di Pulau Luzon, Filipina. Latihan gabungan itu melibatkan 7.000 tentara AS dan tuan rumah.

Dalam skenario penyerbuan itu, sekitar 100 pasukan komando mendarat di pantai dengan kapal-kapal perang dari kedua negara. Mereka menggelar latihan serangan amfibi untuk menguasai kembali sebuah pulau yang diduduki para militan.

Begitu turun dari perahu karet, para tentara langsung terlibat baku tembak dengan musuh. Selain menguasai kembali pulau, mereka juga menjalani misi pembebasan sandera.

Beberapa hari sebelumnya, tim komando kedua negara juga menggelar latihan merebut kembali suatu kilang minyak yang dikuasai musuh di bagian utara Palawan. Marinir AS membantah bahwa latihan itu merupakan provokasi bagi China.

"Latihan ini sudah berlangsung rutin. Tahun ini berlangsung di Palawan dan sudah direncanakan berbulan-bulan sebelumnya," kata juru bicara Marinir AS, Bryan Mitchell. 

Undang konfrontasi
Namun, bagi China, latihan gabungan militer AS dan Filipina itu berisiko mengundang konfrontasi. Wakil Menteri Luar Negeri China, Cui Tiankai, Rabu kemarin mengatakan bahwa Beijing tetap mengutamakan dialog dan diplomasi untuk menyelesaikan sengketa teritorial dengan tetangganya, Filipina.

"Kami khawatir mengenai isu Laut China Selatan," kata Cui di Beijing. "Beberapa pihak berupaya mencampuradukkan dua hal yang tidak berhubungan, yaitu kedaulatan teritorial dan kebebasan bernavigasi," lanjut dia.

Maksud Cui, walau China masih mempermasalahkan batas-batas wilayah maritim dengan para tetangga, bukan berarti ini sampai mengancam keamanan jalur pelayaran di Laut China Selatan. China berkomitmen menjaga keamanan bernavigasi bagi semua kapal di Laut China Selatan.

Selain dengan Filipina, China juga bersengketa dengan beberapa lain yang turut merasa memiliki sebagian Laut China Selatan. Mereka adalah Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.

Masing-masing negara masih ngotot mempertahankan klaim mereka atas Laut China Selatan, yang diyakini punya cadangan energi dalam jumlah besar. Negara-negara yang jauh dari Laut China Selatan, seperti AS dan Indonesia, juga berkepentingan menjaga stabilitas perairan itu karena termasuk jalur pelayaran strategis.





 Sumber berita :
http://dunia.vivanews.com/news/read/307877-as-filipina-berlatih-serang-pulau--rrc-galau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar