Minggu, 14 Agustus 2011

Produk Alutsista RI Tak Dijual untuk Konflik



Produksi PT Pindad hanya untuk memenuhi kebutuhan yang bertujuan untuk perdamaian.

Jum'at, 12 Agustus 2011, 08:22 WIB
Elin Yunita Kristanti, Harwanto Bimo Pratomo
Tank Tempur Pindad (imageshack.us)
VIVAnews - Pemerintah menyatakan rasa optimismenya bahwa industri alutsista (alat utama sistem pertahanan) akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Meski, sejauh ini industri alutsista mengalami kesulitan dalam hal pemasaran di dalam negeri.

"Hari ini dibahas oleh Presiden langsung mengenai alutsista. Dari segi itu saya optimistis bahwa alutsista, keberpihakan pada produksi dalam negeri ini luar biasa," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara, Mustafa Abubakar, Kamis 11 Agustus 2011 malam.

Mustafa menjelaskan bahwa jalan keluar dari persoalan ini ialah dengan memperbaiki manajemen industri alutsista tanah air yang merupakan salah satu industri strategis di Indonesia. "Jadi Pindad, Dirgantara, PT PAL itu sangat kita utamakan masuk ke situ (konsumen dalam negeri)," tambahnya.

Tekait PT Pindad, lanjutnya, sejauh ini berproduksi hanya untuk memenuhi kebutuhan yang bertujuan untuk perdamaian. Hal ini sebagai bantahan isu mengenai konsumen PT Pindad yang berasal dari pihak-pihak berkonflik. Misalnya Georgia yang sedang berkonflik dengan Rusia. "Kita produksi ini untuk peace processzero-kan," tutupnya.

Bukti lain, jelas Mustafa, Malaysia membeli senjata SS2, untuk panseer juga sedang dirundingkan dengan 1-2 negara ASEAN. "Untuk misi damai di Libanon juga telah membeli panser 6x6 jenis anoa. Yang seperti inilah kita akan perluas pasarnya. Seperti pesawat CN 235 versi militer sekarang lebih laris dibandingkan versi sipil untuk penumpang." (eh)
untuk perdamaian, menjaga keseimbangan. Black market diusahakan untuk di
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar