Operasi pengamanan pulau-pulau terluar perlu terus dilakukan. Sebab, pulau terluar tidak hanya rentan terhadap ancaman pendudukan angkatan bersenjata asing, tetapi juga bisa menjadi tempat persembunyian teroris maupun pelaku pencurian ikan.
BIAK-Pengamanan pulau-pulau terluar yang ada di wilayah Indonesia terus menjadi perhatian pihak TNI dari berbagai satuan, salah satunya dari satuan marinir TNI AL. Di Pulau Mapia yang dibawahi Kabupaten Supiori sebagai salah satu pulau terluar penjagaannya mendapat perhatian khusus dari berbagai satuan aparat. Tak hanya pihak kepolisian dari Polres Supiori yang membangun pos pengamanan di wilayah itu, namun marinir TNI AL juga membuka dua pos di wilayah itu.
“Intinya bahwa anggota kami yang ditugaskan di sana tetap berupaya menjaga kedaulatan wilayah NKRI dan untuk pengamanan di wilayah itu kami membuka dua pos pengamanan di sana,” ujar Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Biak Kol. Mar. Nur Alamsyah kepada Cenderawasih Pos saat menghadiri acara HUT Bhayangkara di Mapolres Biak Numfor.
Dua pos pengamanan yang ditugaskan untuk mengamankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ancaman dan gangguan itu diroling setiap enam bulannya. Petugas yang berjumlah 1 kompi itu dibagi dalam dua pos di dua pulau berbeda dengan letak tidak terlalu berjauhan.
Dalam menjalankan tugasnya aparat pengamanan pulau terluar khususnya marinir ini berkoordinasi langsung dengan Kodam XVII/Cenderawasih meskipun aparat yang ditugaskan itu dari satuan marinir TNI AL. Setelah bertugas selama 6 bulan, mereka kembali ditarik ke markas besar TNI AL di Surabaya.
“Supaya prajurit ini tidak terlalu bosan menjalankan tugasnya di pulau-pulau terluar Indonesia khususnya di wilayah Kepulauan Mapia Papua maka setiap enam bulan ditarik. Ya, mereka digantikan prajurit lainnya yang didatangkan langsung dari Surabaya,” tandas Kol. Nur Alamsyah.(ito/nan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar