Sabtu, 09 Juli 2011

Arif Budi Prayogo: TNI AU Lebih Menguntungkan Memilih Sukhoi Produk Eropa Timur Daripada F-16.



Salah satu isu yang mencuat dalam diskusi internal di kantor Global Future Institute pada Senin 25 April lalu adalah sejauhmana perbandingan kualitas dan efektifitas tempur antara pesawat F-16 Fighting Falcon dan Sukhoi Su-27. Menurut mantan Diplomat Departemen Luar Negeri Arif Budi Prayogo, TNI Angkatan Udara sebaiknya memilih pesawat tempur jenis Sukhoi daripada pesawat tempur buatan Amerika F-16. Menurut Prayogo, yang kebetulan akhir-akhir ini mendalami soal peralatan tempur berbagai negara, melanjutkan proyek Sukhoi adalah pemikiran jitu dan strategis, meskipun embargo senjata yang dikenakan Amerika saat ini sudah dicabut.

“Memilih Sukhoi kiranya tepat dan jitu karena berarti kita akan terhindar dari pengalaman pahit diembargo untuk kedua kalinya. Dengan begitu kita dalam jangka panjang tidak akan tergantung pada Amerika dan negara-negara Eropa Barat,” begitu menurut Prayogo.

Prayogo mengusulkan agar TNI AU membeli Sukhoi yang dikenal dengan sebutan Flanker, yaitu jenis Sukhoi Su-27 SK Upgrade dengan sepasang mesin masing-masing berdaya dorong 12.550 kg jenis Lyulka AL-31F. Bahkan bukan itu saja, Sukhoi jenis ini juga punya beberapa kelebihan lain.

Antara lain, karena dilengkapi dengan IRST/Infra Red Search and Track berupa bola kaca di depan kokpit yang mampu mengendus sasaran sejauh 70 km, sebuah kelengkapan yang tidak dipunyai pesawat keluaran Barat hingga kini, termasuk F-16 sekalipun.

Bahkan Prayogo menilai pesawat Sukhoi ini mampu membawa persenjataan rudal udara AA-12 Adder yang mampu menjelajah sejauh 50 km (melebihi AMRAAM yang hanya 40 km) ataupun rudal udara jenis R-73 yang mampu menembak pada sasaran ke arah samping hingga sudut 70 derajat merupakan senjata udara paling mematikan saat ini, lebih andal dari rudal keluaran Israel jenis Python ataupun AIM-9L/M Sidewinder yang biasa dipakai negara Barat.

Penilaian Arif Prayogo kiranya memang tidak terlalu berlebihan. Sebab menurut salah seorang perwira senior TNI Angkatan Udara F Djoko PoerwokoF Djoko Poerwoko, asaran darat pesawat Sukhoi dapat dilengkapi dengan rudal H-31P berjarak jangkau 100 km atau rudal antikapal jenis H-31A berjarak jangkau 50 km, bandingkan dengan Maverick yang hanya mencapai 15 km. Dengan bahan bakar yang mampu dibawa seberat 6.000 kg pesawat ini mampu mengadakan patroli sejauh 1.500 km dari pangkalan tolak atau terbang selama empat jam.

Dan TNI Angkatan Udara kita sebenarnya sudah memahami betul kualitas pesawat Sukhoi ini. Maka pada era ketika Kepala Staf Angkatan  Udara masih dipegang Marsekal Subandrio pada 2003, TNI AU telah membeli Empat pesawat tempur buatan Rusia yaitu Flanker jenis Sukhoi Su-27 SK Upgrade dengan sepasang mesin masing-masing berdaya dorong 12.550 kg jenis Lyulka AL-31F.
 Berarti, sama persis seperti yang diharapkan oleh Arif Budi Prayogo. Karena itu, menurut Prayogo sebaiknya TNI AU tidak perlu terlalu mengandalkan F-16.

Dari pengamatan secara intensif atas produk produk Sukhoi tersebut, Arif Budi Prayogo berkesimpulan bahwa pesawat Sukhoi baik jenis Su-27 maupun Su-30 kiranya sangat strategis untuk memperkuat daya pukul strategis TNI Angkatan Udara Indonesia dalam jangka menengah dan panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar