Sabtu, 09 Juli 2011

Kopassus-Militer China Latihan Bersama Penanggulangan Terorisme












Militer Indonesia-China


Pasukan Khusus militer Indonesia (Kopassus) dan Militer Republik Rakyat China memulai latihan bersama penanggulangan terorisme untuk kali pertama.

Kepala Staf Komando Militer Jinan Letnan Jenderal Zhao Zongqi di Bandung, Senin mengatakan, latihan militer ini merupakan kali pertama dilakukan, dan menurutnya memberikan pengaruh strategis tidak saja di kawasan regional tetapi juga internasional.

Berbicara pada pembukaan latihan bersama dengan sandi "Sharp Knife 2011" itu, Jendral Zongqi menambahkan, latihan bersama itu merupakan langkah nyata dari kemitraan strategis yang disepakati RI-China, terutama di bidang pertahanan.

"Latihan ini merupakan kesepakatan dua kepala negara, yang ditindaklanjuti pejabat tinggi militer kedua negara," kata Zongqi.

Zongqi mengatakan, latihan bersama yang baru kali pertama diadakan oleh militer Indonesia dan China, khususnya dalam penanggulangan terorisme dapat menjadi tonggak strategis bagi kerja sama dan hubungan kedua negara yang lebih baik di masa datang dan terus meningkat.

"Terutama dalam penanganan terorisme yang telah menjadi ancaman internasional," kata Zongqi.

Zongqi mengemukakan, melalui latihan bersama itu kedua pihak dapat saling belajar, saling bertukar pengalaman dan pengetahuan, kemampuan baik teknik maupun taktik operasi.

Sementara itu, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan, kerja sama pasukan khusus kedua negara telah dirintis sejak 2006 melalui forum konsultasi bersama kedua pihak.

"Kerja sama dengan sejumlah negara memiliki manfaat bagi kedua pihak, termasuk kerja sama dengan China yang mengalami pertumbuhan pesat di segala bidang termasuk pertahanan," katanya.

Lodewijk mengatakan, perubahan lingkungan strategis baik di tingkat regional maupun global harus dicermati, diantisipasi dan ditanggapi dengan cepat dan tepat sasaran.

"Karena itu, latihan bersama ini diharapkan dapat memberikan respon yang tepat dan cepat, bagi kedua negara dalam menghadapi ancaman yang berkembang baik ancaman faktual dan potensial," katanya.

Lodewijk menjelaskan, melalui latihan bersama ini kedua pihak bisa saling mengisi dan mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kebutuhan masing-masing pihak dalam menghadapi segala ancaman.

Latihan yang dipusatkan di Pusat Pendidikan Kopassus Batujajar berlangsung 6 hingga 19 Juni 201.

Materi yang dilatihkan menembak tepat, tembak reaksi 1 sampai 4, serbuan rumah ban, teknik pertempuran jarak dekat (PJD), Method of Entry (MoE), teknik dan taktik pembebasan sandera dan penerjunan statik dan free fall serta studi kasus tentang terorisme.

Tujuan latihan bersama meningkatkan kemampuan serta ketrampilan antara anggota TNI, khususnya Kopassus dan militer China atau People's Liberation Army (PLA) dalam bidang taktik dan teknik operasi khusus.

Selain itu, meningkatkan kemampuan kedua belah pihak dalam mengantisipasi berkembangnya ancaman terorisme. (GFI/ANT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar